Sulawesi Utara ‘Raja Big Game’ Ayam Tarung Indonesia

HOBBY AYAM — Sulawesi Utara kembali menegaskan dominasinya dalam dunia ayam tarung nasional. Dalam serangkaian laga bergengsi kelas Undangan Nasional (UNAS) di tahun 2025 ini, para jagoan asal Bumi Nyiur Melambai tampil superior dan mengukir sejarah, menjadikan daerah ini layak disebut sebagai “Raja Big Game” ayam tarung di Indonesia.

Radox Farm dan sang jagoan ANING

Salah satu sorotan utama datang dari Radox Farm, peternakan ternama asal Kotamobagu ini, mempersembahkan kemenangan gemilang melalui ayam pakhoy andalannya bernama ANING. Dalam laga super big game yang digelar di Bolmong Raya pada Minggu, 24 Agustus 2025, ANING berhasil mengalahkan lawan tangguhnya BLACK STONE dari Kawangkoan, Minahasa.

Pertarungan yang berlangsung dengan nilai taruhan fantastis sebesar Rp800 juta itu hanya memerlukan 2 ronde dalam waktu 6 menit untuk menyudahi perlawanan BLACK STONE.

Owner RATOX FARM RATATOTOK bersama Ayam andalannya SLOW

Kemudian ada Farm dari Minahasa Tenggara ‘Ratox Ratatotok Farm’. Farm besutan owner seorang anak muda Valdy Suak menunjukkan taringnya dalam laga super big game lain bertajuk “Derby Sulut” yang digelar Sabtu, 20 September 2025.

Kali ini, sang jagoan SLOW berhadapan dengan ayam unggulan dari Idenberg Rooster. Dalam laga penuh tensi tersebut, SLOW berhasil meraih kemenangan di ronde keempat pada menit ke-8.

Puncak kejayaan Sulawesi Utara semakin lengkap dengan kemenangan fenomenal dari ayam pakhoy CLOUD milik NerakaFarm Manado. Dalam laga Big Game terbesar Indonesia yang digelar di ajang UNAS Balli pada Sabtu, 27 September 2025, CLOUD tampil luar biasa.

Dengan nilai taruhan mencapai Rp2 miliar, CLOUD berhasil mengalahkan lawannya dalam 3 ronde selama 7 menit, mencetak sejarah baru dalam dunia perayaman Indonesia.

Dengan serangkaian kemenangan spektakuler dan nilai taruhan yang terus meroket, Sulawesi Utara tak terbantahkan kini berdiri sebagai pusat kekuatan ayam tarung Indonesia, sekaligus rumah bagi para jagoan legendaris yang mencetak sejarah di pentas nasional.

Laporan : Kokon

Comment